Sementara seisi negeri dihantui kekhawatiran, atau dicekam ketakutan, akan bahaya peperangan dan ancaman kematian, ada sekelompok manusia yang tetap dengan gagah berdiri membentengi perbatasan negeri. Mereka adalah para tentara yang tak hanya berorientasi pada pencarian penghidupan dan materi, tetapi dilandasi semangat pengabdian dan ketaatan dalam melaksanakan rutinitas kehidupannya sehari-hari.
Mereka memang digaji, diberi kedudukan, dan mencari harapan perbaikan keadaan dalam masa kehidupannya yang semakin beranjak matang, sejak usia muda hingga jelang pensiun dan beristirahat di masa tua, tetapi resiko yang mereka hadapi dalam pencarian tersebut terkadang tak masuk akal dan begitu beratnya.
|
Pasukan Korea Selatan melakukan patroli di perbatasan negaranya dengan Korea Utara (sumber: Daily Mail) |
Beberapa foto tentara dilansir oleh Daily Mail beberapa saat lalu, menunjukkan aktivitas tentara Korea Utara dan Korea Selatan yang sedang berjaga di perbatasan kedua negara yang berseteru. Korut dan Korsel hingga kini masih dalam status berperang, meski selama beberapa lama sempat bersepakat melakukan gencatan senjata.
|
Tentara Korea Selatan berpatroli di sepanjang pagar kawat berduri di Panmunjom (sumber: Daily Mail) |
Ketegangan meningkat manakala Korut kembali mengumbar ancaman perang, dan negara komunis tersebut mengklaim memiliki kekuatan rudal dan nuklir untuk menghancurkan lawannya. Ancaman, perang urat syaraf dan saling gertak, diikuti pameran senjata dan kekuatan, membuat kekhawatiran publik meningkat.
|
Seorang tentara Korea Utara meneropong ke arah selatan, sementara seorang tentara Korea Selatan (kanan) berdiri berjaga. (sumber: Daily Mail) |
Para pemimpin negara, pemangku kekuasaan politik, berjumpa di meja perundingan dan jalur-jalur diplomatik. Tapi mereka, para serdadu, dan tentara manapun di seluruh perbatasan antar negara di dunia ini, menjadi benteng pertahanan terdepan dalam menghadapi setiap kemungkinan ancaman bagi negara.
Post a Comment